Sabtu, 06 Desember 2008

TAZKIYATUN – NAFS

رَ بَّنَا وَا بْعَثْ فِيْهِمْ رَ سُوْ لاً مِنْهُمْ يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ ايتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتبَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيْهِمْ اِنَّكَ اَنْتَ الْعَزِ يْزُ اْلحَكِيْمٌ

“Wahai Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rosul dari kalangan mereka yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan hikmah serta mensucikan mereka, sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana . “(al – Baqarah : 129)

Membaca ayat diatas, jelas bahwa mensucikan jiwa adalah sesuatu yang penting dalam kehidupan seorang manusia. Jiwa yang bersih akan menghasilkan perilaku yang bersih pula, karena jiwalah yang menentukan suatu perbuatan itu baik atau buruk.

Tazkiyatun – nafs secara istilah adalah penyucian jiwa dari segala penyakit dan cacat . memberikan jiwa dan kemusyrikan dan segala macam penyakit hati . Jiwa dapat menjadi suci apabila kita melakukan bebagai ibadah misalnya : Sholat , Infaq/zakat, Puasa, Haji, Dzikir dan Membaca Al-Qur’an dengan memahami maknanya dengan sesempurna mungkin dan memadai.

Yang termasuk Taziyatun Nafs antara lain : Menjauhi kemusyrikan , selalu memaafkan dan berlapang dada kepada orang – orang yang berbuat jahat kepada kita, menahan lesan dari yang menodai kehormatan, tidak mengikuti langkah – langkah syetan yang selalu mengajak manusia berbuat keji dan mungkar.

وَ لاَ تَتَّبِعُوْا خُطُو تِ الشَّيْطنِ


”Dan janganlah kamu mengikuti langkah – langkah syetan .” (Al-Baqoroh : 168)


وَلوَْ لاَ فَضْلُ اللهِ عَليَْكُمْ وَرَحْمَتُهُ مَازَكى مِنْكُمْ مِّنْ اَحَدٍاَبَدًا وَ لَكِنَّ الله يُزَكّىِ مَّنْ يَشاءُ وَاللهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ

”Sekiranya tidaklah karena ALLah dan RahmatNya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu besih (dari perbuatan – perbuatan keji dan mungkar) Selama – lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendakiNya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (An – Nuur : 21).

Jiwa semua manusia mengandung potensi kebaikan dan potensi kejahatan, tetapi dengan tingkatan yang berlainan. Apabila Allah telah memberi taufiq kepada kita untuk meningkatkan potensi kebaikan pada jiwa manusia, maka hal ini berarti kita telah mengurangi potensi keburukan yang ada padanya, karena Tazkiyatun-nafs merupakan kunci untuk meluruskan perilaku.


وَنَفْسٍ وَمَاسَوْهَا* فَاَ لْهَمَهَا فُجُوْ َرهَا وَتَقْو هَا*قَدْ اَفْلَحَ مَنْ زَكَّهَا*وَقَدْخَابَ مَنْ دَ سّهَا*


”Dan diri/jiwa serta penyempurnaannya (ciptaanNya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. ” (Asy – Syams : 7 – 10).

Semoga yang sedikit ini bermanfaat bagi kita semua, terkhusus buat diri ini. Amiin Yaa Rabbal Alaamiin.






* Sumber dari : Intisari Ihya’ Ulumuddin Al-Ghazali

Tidak ada komentar: